Berawal dari seringnya aku membuat makalah.,, :p
ne ada sedikit gambaran tentang makalah Kalbe Farma :)
Selamat menikmati ...
#kya mau makan ajah .. ^_^
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Untuk membantu meningkatkan kesadaran kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Kemudian mereka memutuskan untuk mendirikan Kalbe
yang berfokus pada bisnis farmasi.
Dr. Boen adalah seorang dokter dan ahli farmakologi
yang sangat paham tentang dunia farmasi, sedangkan Bing yang merupakan saudara
Dr. Boen sangat jeli dalam melihat kesempatan mengembangkan bisnis Kalbe. Bing
juga memiliki jaringan bisnis dan relasi yang luas.
Kalbe berawal dari garasi kecil di Tanjung Priok di
Jakarta utara. Sekarang ini, Kalbe dikenal sebagai salah satu perusahaan
farmasi terbesar, yang menduduki peringkat ketiga dari 20 perusahaan farmasi
terbesar di Asia Tenggara.
Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya
konsumsi obat perkapita menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan.
Peluang untuk masuk ke 6 pasar utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai
500 juta atau kira-kira 8% dari populasi dunia. Total pasar ini lebih dari $890
milyar pada GDP dan kemungkinan akan tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke
depan. Konsumsi produk farmasi termasuk resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan
berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai 2010. Serta terbukanya peluang ekspor
sebagai akibat dari penurunan nilai rupiah dan pelaksanaan Good Manufacturing
Practice yang baik di Indonesia.
Tahun 2000, Kalbe mulai memberi perhatian lebih
besar pada pasar internasional. Awalnya, perusahaan melempar produk ke pasar
ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura. Kemudian, sayap bisnis ekspornya pun
melebar ke Afrika Selatan. Hal ini dibuktikan Kalbe dengan menerapkan
strategi-strategi. Strategi pertama, trading based, yakni pihak Kalbe menunjuk
distributor lokal di negara-negara tujuan ekspor. Kerja sama ini sangat simpel
karena sebatas aktivitas jual-beli saja. Namun, lewat jaringan para trader ini
produk-produk Kalbe ada di banyak negara, seperti Pakistan dan Iran, padahal
Kalbe belum memiliki mitra distribusi di negara-negara tersebut.
B.
PERMASALAHAN
Permasalahan kami
mengunjungi PT. Kalbe Farma adalah agar kami mendapat wawasan yang lebih
tentang industri farmasi. Kami juga ingin mengetahui lebih jelas tentang industri
farmasi di PT. Kalbe Farma agar lebih
dapat mengetahui lebih jelas tentang detail produksi farmasi.
C.
TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
Tujuan
Penulis menulis Makalah ini adalah :
1.
Supaya kita
lebih mengetahui Industri Farmasi.
2.
Untuk mengetahui
tentang pendistribusian produk farmasi.
4.
Agar kami bisa
menambah wawasan kami tentang pengolahan produk farmasi.
5.
Tujuan lain dari
penulisan Makalah ini adalah agar kami memperoleh banyak pengetahuan tentang industri
farmasi.
BAB II
KUNJUNGAN INDUSTRI
A.
PROFIL PT. KALBE FARMA
Profil Perusahaan
PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan
farmasi terbesar di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe
adalah menjadi dominan dalam bisnis kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain
dalam pasar global dengan brand yang kuat, peningkatan melalui manajemen yang
bagus dan teknologi canggih.
Misi Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk
kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas, kerjasama
yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen.
Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan
mempercepat kemajuan Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe
mampu berprestasi, yaitu (1) produk inovator yang bervariasi, (2) strategi
marketing yang solid, (3) komitmen yang tinggi pada Research and Development
dan (4) sumber daya manusia yang reliabel.
PT. Kalbe Farma Tbk (IDX: KLBF)
merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi ,
suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan farmasi. Kalbe
Farma memiliki motto The Scientific Pursuit of Health for a Better Life.
B. CONTOH PRODUK – PRODUK KALBE FARMA ANTARA LAIN:
C.
GRUP KALBE
Grup Kalbe menangani beberapa portofolio
merek untuk produk obat resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang
dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha kemasan dan distribusi. Kalbe memiliki
fokus bisnis pada 4 divisi, yaitu:
SBU Pharmaceutical (divisi obat resep (kontribusi
25%))
·
PT. Kalbe Farma Tbk
·
PT Dankos Farma
·
PT Finusolprima
·
Kalbe Vision Pte. Ltd.
·
Innogene Kalbiotech Pte. Ltd
SBU Consumer Health (divisi produk kesehatan
(kontribusi 17%))
·
Kalbe OTC
·
PT Saka Farma Lab.
·
PT Hale International
·
Kalbe International Pte. Ltd
SBU Nutritionals (divisi nutrisi (kontribusi 22%))
·
PT. Kalbe Morinaga Indonesia
SBU Distribution & Logistik (divisi distribusi
& kemasan (kontribusi 36%))
·
PT Enseval Putra Megatrading. Tbk
·
PT Enseval Medika Prima
·
PT Milenia Dharma Insani
Selain di Indonesia, Kalbe memiliki 10
cabang di luar negeri yaitu: negara ASEAN (Singapura, Filipina, Malaysia,
Thailand, Kambodia, Vietnam, Myanmar), Sri Lanka, Nigeria dan Afrika Selatan.
Sejarah
PT. Kalbe Farma Tbk (“Perseroan” atau
“Kalbe”) didirikan pada 10 September 1966, oleh 6
bersaudara, yaitu Khouw Lip Tjoen,Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing Aryanto. Kalbe
Farma telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang
dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta
Utara. Selama lebih dari 40 tahun sejarah Perusahaan, pengembangan usaha
telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis terhadap
perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk yang unggul
dan menjangkau pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe menjadi
perusahaan produk kesehatan serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya
inovasi, strategi pemasaran, pengembangan merek, distribusi, kekuatan keuangan,
keahlian riset dan pengembangan serta produksi yang sulit ditandingi dalam
mewujudkan misinya untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih
baik.
Perseroan telah berhasil memposisikan
merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing kategori terapi dan
segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai pasar
internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah senantiasa
menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen dan
Extra Joss. Lebih jauh, pembinaan dan pengembangan aliansi dengan mitra kerja
internasional telah mendorong pengembangan usaha Kalbe di pasar internasional
dan partisipasi dalam proyek-proyek riset dan pengembangan yang canggih serta
memberi kontribusi dalam penemuan terbaru di dalam bidang kesehatan dan farmasi
termasuk riset sel punca dan kanker. Pelaksanaan konsolidasi Grup pada tahun
2005 telah memperkuat kemampuan produksi, pemasaran dan keuangan Perseroan
sehingga meningkatkan kapabilitas dalam rangka memperluas usaha Kalbe baik di
tingkat lokal maupun internasional. Saat ini, Kalbe adalah salah satu
perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang sahamnya telah dicatat di
bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar dan penjualan
melebihi Rp 7 triliun. Posisi kas yang sangat baik saat ini juga memberikan
fleksibilitas yang luas dalam pengembangan usaha Kalbe di masa mendatang.
D. ANALISIS SWOT KALBE FARMA
PT. Kalbe didirikan pada
pertengahan tahun 1960
oleh Dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D dan Franciscus Bing Aryanto yang bertujuan
untuk membantu meningkatkan kesadaran kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian mereka memutuskan untuk mendirikan Kalbe yang berfokus pada bisnis
farmasi.
Dr.
Boen adalah seorang dokter dan ahli farmakologi yang sangat paham tentang dunia
farmasi, sedangkan Bing yang merupakan saudara Dr. Boen sangat jeli dalam
melihat kesempatan mengembangkan bisnis Kalbe. Bing juga memiliki jaringan
bisnis dan relasi yang luas.
Kalbe berawal dari garasi kecil di
Tanjung Priok di Jakarta utara. Sekarang ini, Kalbe dikenal sebagai salah satu
perusahaan farmasi terbesar, yang menduduki peringkat ketiga dari 20 perusahaan
farmasi terbesar di Asia Tenggara.
E.
ANALISIS SWOT KALBE FARMA
Strength/ Kekuatan
Kalbe merupakan market leader untuk
produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk produk ethical.
Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik.
Selain itu produknya merupakan inovator, dengan mengembangkan obat-obatan serta
rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi
strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan produk-produk
baru yang berbasis teknologi tinggi.
Pada tanggal 16 Desember 2005,
Manajemen Kalbe telah berhasil melakukan penggabungan usaha dengan Dankos dan
PT Enseval (”Enseval”) menjadi satu perusahaan dalam rangka menciptakan satu
perusahaan farmasi tercatat dan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Penggabungan
usaha ini akan memberikan peluang bagi masa depan Kalbe dalam meningkatkan
efisiensi serta efektivitas. Merger yang melibatkan PT Enseval sebagai
superholding dan tiga anak perusahaan yang terdaftar di BEJ tersebut — Kalbe
Farma, Dankos Laboratories (DNKS), Enseval Putera Megatrading (EPMS) —
sekaligus membentuk perusahaan yang betul-betul terintegrasi. Secara
horisontal, Kalbe “baru” menawarkan rentang produk yang jauh lebih luas, mulai
dari berbagai bentuk obat dan makanan kesehatan sampai suplemen dan minuman
berenergi. Secara vertikal, mereka melakukan kegiatan dari pengadaan bahan
baku, manufakturing produk jadi, pemasaran, sampai penjualan dan distribusi.
Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang dan dari segi finansial,
pendapatan kalbe meningkat sekitar 18% per tahun.
Manajemen Kalbe memiliki personel
yang berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan dirjen BPOM dalam
mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehataan dan
farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik
antardepartemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra , PT. Kalbe Farma
Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.
Pada bagian produksi, Kalbe
memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice) yang telah berstandar
international dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun. Komitmen Kalbe dalam
hal ini telah diakui melalui serangkaian hasil pengujian badan sertifikasi.
Semua fasilitas produksi milik Kalbe dan Anak perusahaan telah mendapatkan
sertifikasi ISO 9001, sementara Kalbe, PT Dankos Laboratories Tbk. (”Dankos”)
dan PT Bintang Toedjoe juga telah meraih sertifikasi ISO14001 serta OHSAS
18001/SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Kalbe dan Dankos
secara konsisten berhasil mempertahankan pencapaian yang amat memuaskan dalam
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu nomor lima
dan nomor dua diantara semua perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek
Jakarta pada tahun 2005.
Pada bagian distribusi, Kalbe
memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil dengan 1 juta outlet di
seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap, yakni memiliki
perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek Mitra
Keluarga dan Mitra International, termasuk sekolah perawat.
Weakness/ Kelemahan
Ekspansinya ke noncore-business,
seperti ke bisnis property (PT Kalbe Land) dan pendidikan (STIE Kalbe).
Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang fokusnya perusahaan dalam pengembangan
bisnis farmasi.
Penjualan ekspor sampai dengan
September 2005 bertumbuh sebesar 127,7 persen dibandingkan dengan periode yang
sama tahun lalu. Sedangkan penjualan lokal bertumbuh dengan 28,6 persen.
Meskipun ekspor tumbuh sangat besar, namun melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS tidak dapat membawa keuntungan yang besar juga. Pasalnya,
sekitar 90 persen bahan baku masih impor sehingga harganya juga melonjak.
Akibatnya, persentase laba kotor (gross margin) hanya mencapai 54,3 persen. Hal
ini disebabkan karena Komponen impor dari obat masih sangat tinggi, yaitu
sebesar 90% dari bahan baku yang digunakan (bahan aktif dan bahan pembantu)
serta sekitar 50% dari bahan pengemas yang digunakan.
Bahan aktif yang sudah bisa
diproduksi di dalam negeri jumlahnya tidak berarti dan belum bisa diperoleh
dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan sumber dari luar negeri.
Upaya-upaya untuk meningkatkan self sufficiency di bidang pengadaan bahan baku
sering terbentur pada permasalahan :
Ø Banyaknya jenis bahan baku yang
digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000 items) sehingga banyak pemakaian
per item yang tidak memenuhi skala produksi ekonomis.
Ø Masalah utama adalah pengadaan bahan
baku untuk bahan dasar produksi lokal bahan baku yang terkait dengan :
i.
Kurang
berkembangnya industri kimia hulu yang bisa menopang pengadaan intermediates
untuk bahan dasar pembuatan obat. Ketergantungan pada intermediates dari luar
negeri hingga tingkat tertentu bisa mengurangi manfaat yang diperoleh dari
sintesis lokal.
ii.
Kurang adanya
koordinasi antara industri terkait misalnya industri petrokimia dan industri
farmasi. Sering terjadi industri farmasi mengalami kesulitan karena
intermediate-nya tidak bisa dibuat lokal.
iii. Kelemahan
pada dasarnya industri farmasi memang merupakan industri yang knowledge
intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di
Indonesia dirasa cukup berat yang bersumber dari :
Ø Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan
dan bukan pengembangan;
Ø Pelaksanaan yang terasa lamban karena ketidak
seimbangan antra jumlah pengawas dari pemerintah dengan pihak swasta yang harus
dilayani.
Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi
hasil produksi industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan
kuantitatif:
Ø Misalnya ratio dokter perpopulasi di Indonesia
sekitar 140 dokter untuk 1 juta penduduk.
Ø Jumlah apotik (drug store) saat ini berjumlah
sekitar 6.000 buah yang terkonstrasi di kota-kota untuk melayani rakyat
Indonesia yang lebih dari 200 juta penduduk. Program pharmaceutical care juga
belum berjalan dengan baik sehingga mengurangan pemanfaatan obat secara optimal
di masyarakat.
Ø Distributor yang jumlahnya cukup banyak tetapi tidak mempunyai jangkauan yang
luas dan network yang efisien sehingga biaya distribusi relatif mahal.
Opportunity/ Peluang
1.
Besarnya
penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan
pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar utama di
Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari populasi
dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan
tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk farmasi termasuk
resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai
2010. Serta terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari penurunan nilai
rupiah dan pelaksanaan Good Manufacturing Practice yang baik di Indonesia.
Tahun 2000, Kalbe mulai memberi perhatian lebih
besar pada pasar internasional. Awalnya, perusahaan melempar produk ke pasar
ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura. Kemudian, sayap bisnis ekspornya pun
melebar ke Afrika Selatan. Hal ini dibuktikan Kalbe dengan menerapkan
strategi-strategi. Strategi pertama, trading based, yakni pihak Kalbe menunjuk
distributor lokal di negara-negara tujuan ekspor. Kerja sama ini sangat simpel
karena sebatas aktivitas jual-beli saja. Namun, lewat jaringan para trader ini
produk-produk Kalbe ada di banyak negara, seperti Pakistan dan Iran, padahal
Kalbe belum memiliki mitra distribusi di negara-negara tersebut. Strategi
kedua, marketing based. Kalbe membangun kantor perwakilan di setiap negara
tujuan yang dari hasil survei internal berpotensi bagi pengembangan produk
ekspornya. Saat ini ada 8 kantor perwakilan Kalbe di beberapa negara, seperti
Malaysia (untuk pasar Singapura dan Malaysia), Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina,
Sri Lanka dan Thailand. Mereka bertugas melakukan aktivitas pemasaran,
memonitor pasar dan melakukan survei. PT Kalbe Farma berencana membangun pabrik
Orange Kalbe Limited di Nigeria. Pembangunan pabrik ini untuk memperkuat pangsa
pasar di Afrika Barat. “Nigeria akan dijadikan sebagai basis dari pemasaran
produk-produk Kalbe Farma,” kata Dirut PT Kalbe Farma Johannes Setijono.
Rencananya pabrik itu akan digunakan untuk memproduksi obat-obat OTC (obat
tanpa resep) dan minuman energi.
2.
Kecenderungan berkembangnya
Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat menyalurkan tenaga dokter
termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
Threat/ Ancaman
1.
Adanya kompetisi
internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya “perang saudara”
terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk
farmasi yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe
memiliki Procold sementara Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh,
Mixagrip. Lantaran Kalbe dan Dankos bisa saling melihat data masing-masing,
mereka bisa saling menjatuhkan.
2.
Adanya krisis
ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga
mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar
okal.
3.
Diberlakukannya
Undang-Undang Paten 1997 dan direvisi tahun 2001, industri farmasi Kalbe Farma,
yang terbiasa mengandalkan pengembangan produk-produknya pada strategi copy cat
produk-produk baru yang masih dilindungi paten, menjadi sulit untuk
mengembangkan produk-produknya.
4.
Legal sistem
belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi
lebih sulit dikontrol.
5.
Semakin luasnya
pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin
meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi. Kalbe mengakui jika produknya
masih belum mampu bersaing dengan produk dari Amerika Serikat.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
PT. Kalbe didirikan pada pertengahan tahun 1960 oleh Dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D
dan Franciscus Bing Aryanto yang bertujuan untuk membantu meningkatkan
kesadaran kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Dengan melakukan Kunjungan Industri di PT. KALBE
FARMA kami menjadi tahu bahwa PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan
farmasi terbesar di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe
adalah menjadi dominan dalam bisnis kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain
dalam pasar global dengan brand yang kuat, peningkatan melalui manajemen yang
bagus dan teknologi canggih.
Misi Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk
kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas, kerjasama
yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen.
Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan
masyarakat dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan
leading brand dengan berbagai segmentasi
pasar yang spesifik.
Selain itu produknya merupakan inovator, dengan
mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan
sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta
banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.
B.
SARAN
– SARAN
Saran
kami setelah kami melakukan kunjungan industry di PT. Kalbe Farma yaitu :
1.
Semoga PT. Kalbe
Farma menjadi lebih berkembang dan maju dalam setiap waktu.
2.
Semoga dengan
adanya kecanggihan teknologi yang dilibatkan dalam industry farmasi di PT.
Kalbe Farma, kualitas produknya menjadi lebih baik dan semoga kedepan dapat
menghasilkan obat dengan inovasi dan teknologi yang lebih bagus dari produk lain.
DAFTAR
PUSTAKA