Senin, 15 April 2013

Apa itu Dejavu?

Dejafu.. sebelumnya aku tak pernah mengerti apa itu "De Ja Vu" . setelah aku search di Mbah Google.. :D . Dejavu adalah adalah sebuah frasa Perancis dan artinya secara harafiah adalah "pernah lihat / pernah merasa". Maksudnya mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia dari bahasa Yunani para (παρα) yang artinya ialah "sejajar" dan mnimi (μνήμη) "ingatan". http://id.wikipedia.org/wiki/D%C3%A9j%C3%A0_vu

Pernah ngga' kalian mengalami hal yang kalian rasa sudah terjadi. Misal, kalian pernah bermimpi melakukan "sesuatu" dan suatu saat hal itupun terjadi. itulah yang dinamakan De ja vu. 
De Ja vu berjalan dibawah alam sadar kita. Kita menjadi merasa sesuatu hal yang telah kita alami "dulunya" terjadi lagi di hari sekarang. 


Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium
Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.
Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.
LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis.

http://popsy.wordpress.com/2007/08/01/mengapa-kita-mengalami-deja-vu/ 

Menjelang UN 2013

UJIAN NASIONAL 2012 - 2013. UN 2013 sedang hangat - hangatnya dibicarakan. Ironi UN setiap tahun selalu berubah - ubah. Dari mulai standar kelulusan UN yang semakin meningkat, dan lain sebagainya. 
Permasalahan menjelang Ujian Nasional sudah tidak menjadi hal baru lagi untuk kalangan pelajar, dari mulai soal yang terlambat, tertukarnya paket, dan bocornya jawaban UN. sepertinya itu sudah menjadi menu wajib dalam setiap pelaksanaan Ujian Nasional.
Indonesia selalu menaikkan standar kelulusan untuk masyarakatnya supaya generasi penerus bangsa kita (pelajar) menjadi lebih bermutu pemikiran serta kualitas pendidikannya. Tapi keputusan menaikkan standar kelulusan dengan berbagai variasi paket UN menjadi salah kaprah menilai kemampuan warga kita yang bisa dibilang biasa - biasa saja.  Memang, mungkin ada segelintir pihak yang menyetujui keputusan ini, karena setiap kejadian pasti mempunyai pro dan kontra.
Seharusnya jika kita ingin memperoleh standar pendidikan seperti Negara - Negara maju, kita harus membenahi SDM masyarakat terlebih dahulu. Standar kelulusan selalu dinaikkan , tapi di setiap pelaksanaan UN itu pula kunci jawaban selalu menyebar kemana - mana. Mulai dari soal yang bocor sampai menyebar kesana kemari, dan maraknya penjualan kunci jawaban soal yang resmi dari pemerintah. 
Mau dibawa kemana bangsa kita? Jika dengan nilai bagus, tapi tetap saja dari hasil mencontek? atau memberi sebuah jawaban dari seseorang.
        Sudah 3 kali aku melaksanakan UN, bisa dibilang UN tak pernah sukses, karena pada hari itu juga kunci jawaban selalu menyebar dimana - mana, bahkan di sekolah favorit sekalipun. Anak - anak menjadi terobsesi untuk membeli kunci jawaban yang harga ratusan ribu, bahkan sampai jutaan. mereka telah diperdaya oleh momok menakutkan sebuah "Ujian Nasiona;" . 6 tahun menuntut ilmu, ditentukan 3 hari berjalannya UN. 3 tahun di bangku SMP, ditentukan juga oleh 3 hari , dan sampai di bangku SMA / SMK pun 3 tahun itu ditentukan oleh 4 hari jalannya ujian. Mereka mempertaruhkan segala kemampuan dan harta benda yang mereka punya untuk sekedar "LULUS" dari UN. Berbagai cara mereka tempuh, mulai dari membeli kunci jawaban, atau bahkan menemui "Mbah Dukun" dan membeli pensil ajaib (katanya).

Dimana generasi muda kita? apakah tujuan Pemerintah , menaikkan standar kelulusan dan variasi berbagai paket telah berhasil dijalankan? jika kita sendiri masih sibuk mencari celah dibalik terlaksananya "Ujian Nasional". Untuk apa Ujian jika kunci jawaban masih saja berkeliaran dimana - mana ? . Ironi memang.. ketika Negara kita mengharapkan standar pemikiran penerus bangsa yang cemerlang, tapi penuh dengan kecurangan. 
Biarlah waktu yang menjawab.
Sekian artikel yang aku buat, semoga bermanfaat .. hanya sekedar berbagi pemikiran, dan tanggapan untuk kalian semua .
I Love Indonesia :)